Keberadaan mahluk luar angkasa atau alien masih belum diketahui. Para ilmuwan hingga saat ini belum juga menemukan eksistensi mahluk ET (extra terrestrial) itu.
Namun, mereka tak menyerah. Berlandaskan keyakinan kita tak sendirian di alam semesta, para ilmuwan akan selalu membuat terobosan untuk menentukan lokasi dan cara mencari kehidupan alien dalam misi luar angkasa di masa depan.
Rabu 28 April 2010 lalu, para ilmuwan pencari alien berkumpul dalam konferensi astrobiologi di Houston -- sekaligus merayakan 50 tahun penelitian astrobiologi.
Para ilmuwan menyatakan, mereka masih bersemangat dan berani untuk terus mencari kehidupan lain di alam semesta. Meski astrofisikawan terkenal, Stephen Hawking memperingatkan manusia untuk tidak melakukan komunikasi dengan alien.
Kata Hawking, sekali kita membuka kontak dengan mereka, mahluk luar angkasa bisa menduduki bumi dan menghisap sumber dayanya.
"Kami sangat tertarik dan mempersiapkan diri untuk menemukan bentuk keidupan lain di alam semesta," kata astrobiologis senior di kantor pusat Badan Antariksa AS, NASA, seperti dimuat laman Space.com, 28 April 2010.
Sementara, ilmuwan planet dari universitas Cornell sekaligus peneliti utama proyek eksplorasi Mars, Rover, Steve Squyres, mengatakan ilmuwan NASA sedang mempertimbangkan 28 misi masa depan yang dapat membantu menemukan kehidupan di luar Bumi.
"Astrobiologi dan pencarian kehidupan lain adalah hal utama yang sebaiknya kita kedepankan dalam eksplorasi tata suraya masa depan," kata Squyres.
Sejumlah misi robotik -- mengirimkan robot ke tata surya, termasuk mengunjungi Planet Merkurius, Mars, Jupiter dan Saturnus, atau bahkan lebih jauh dari itu, menembus galaksi Bima Sakti, harus dilakukan di masa depan.
Khususnya ke Titan, satelit Saturnus itu memiliki danau metana dan etana, serta Enceladus, dengan uap-uap air. Titan tampak seperti tempat yang bisa ditinggali sebuah kehidupan.
NASA, tambah Squyres, juga sedang mempertimbangkan misi ambisius ke Mars yang akan membawa sample bebatuan Planet Merah itu ke Bumi.
"Misi ini akan mengungkapkan banyak hal, tentang apakah Mars pernah menyimpan kehidupan," katanya.
Senada, peneliti dari Universitas Kalifornia, Los Angeles, Bill Schopf berpendapat, contoh bebatuan dari Mars atau planet lain adalah kunci jawaban teka-teki kehidupan di luar Bumi.
"Jika misi ruang angkasa kembali besok dan membawa sample batuan, aku akan membawa batu itu ke laboratorium. Dari sana masalah ini bisa dipecahkan," kata Schopf.
Schopf dan peneliti lain, Jack Farmer dari Arizona State University, sebelumnya mengumumkan hasil studi, bahwa mereka menemukan bahwa jenis deposit mineral yang disebut sulfat menyimpan fosil organisme kuno. Sulfat juga banyak terdapat di Mars.
Besar kemungkinan, sulfat di Mars juga menyimpan rekam jejak kehidupan, sama halnya di Bumi.
Selain planet dan satelit, tempat lain yang mungkin menyimpan bukti kehidupan adalah asteroid.
Para telah mengumumkan untuk pertama kalinya Rabu kemarin, bahwa mereka telah menemukan bukti langsung dari air beku dan senyawa organik - - yang adalah bahan-bahan pendukung kehidupan. Terutama asteroid utama di sekitar Mars dan Jupiter.
0 komentar:
Posting Komentar