Hawking berspekulasi bahwa beberapa alien hidup berpindah-pindah di pesawat UFO setelah planet mereka mengalami kekeringan sumber daya. Mereka harus berpindah dari stasiun bahan bakar satu ke tempat yang lain.
Bumi, menurut Hawking, tidak melakukan apapun untuk menghalangi kunjungan tersebut.
“Jika alien mungkin mengunjungi kita, saya rasa kedatangan ini akan banyak kemiripan dengan pendaratan Christoper Columbus di Amerika yang ternyata tidak baik bagi penduduk Amerika asli,” katanya.
Journal of Cosmology menggabungkan tanggapan dari para ilmuwan. Blair Csuti, ahli biologi dari Oregon State University, membela keterangan Hawking.
Ia berargumen bahwa prinsip evolusi akan memiliki kemiripan dengan kehidupan yang terjadi di bumi, salah satunya adalah perilaku menjaga diri.
“Aliens akan mengunjungi planet yang baru ditemukan, bumi misalnya, dan akan menjadi tempat bagi kepentingan mereka di atas para penduduk yang tidak canggih ini.”
Robert Ehrlich, seorang psikolog di George Mason University setuju alien mungkin merupakan “Robot yang dapat beradaptasi dengan proses mental yang menggambarkan apa yang diinginkan oleh pengirim mereka.”
Selain itu, Chandra Wickramasinghe dari Cardiff University di Inggris dan BG Sidharth di BM Birla Science Centre di India menilai invasi alien ini dari makhluk-makhluk ukuran kecil.
Mereka berargumen bahwa serangan tersebut tidak akan datang dari pihak asing berwarna hijau, namun lebih condong pada mikroba patogen yang dapat menginfeksi kehidupan di bumi.
“Saat Columbus perang dengan bangsa Indian, ini bukan dengan senjata yang canggih dalam menyerang penduduk, tapi karena penyakit,” kata Sidharth.
Randy D Allen, ahli biologi dari Oklahoma State University berargumen bahwa spesies yang cukup pintar dapat mengembangkan komputer kuantum dan akhirnya mentransfer kecerdasan mereka ke dalam komputer tersebut.
GianCarlo Ghirardi, seorang fisikawan di University of Trieste di Italia, mempertanyakan soal mengapa alien cerdas tersebut harus diberikan pembahasan negatif.
“Jika alien yang digambarkan Hawking mirip manusuia, kemudian saya merasa optimis, dalam arti tertentu, bahwa ketika perkembangan ilmiah seharusnya juga diikuti perkembangan etis, dan mereka mungkin mengerti soal nilai kehidupan,” tulisnya.
Stephen Freeland, seorang astrobiologis di University of Hawaii tidak mengecam apakah alien akan bersifat antagonis atau tidak. Sebaliknya, dia mengecam Hawking yang tidak menunggu giliran.
“Pengetahuan ilmiah sedikit berbeda dari opini ilmuwan terkenal,” tulisnya.
Ia menambahkan konferensi ilmiah Astrobiologi tahunan digelar pada minggu yang sama dengan program TV Hawking.
“Saya ragu bahwa ada di antara astrobiologis akan memberikan opini soal evolusi dan awal alam semesta, sementara profesor Hawking tidak hadir.”
sumber: inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar