THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Senin, 28 Desember 2009

Bambang Naik UFO ke Planet Tera

Benar nggak sih UFO itu ada? Bagi orang yang tidak percaya, UFO barangkali hanyalah lelucon. Maklum hingga kini soal kedatangan makluk luar angkasa ke bumi masih menjadi kontroversi.

AS yang selama ini getol melakukan penyelidikan tentang keberadaan benda luar angkasa tersebut, juga tidak pernah bisa membuktikan secara ilmiah soal fenomena unidentified flying object (UFO).

Tapi tidak sedikit orang yang percaya UFO itu benar-benar ada. Sejumlah mantan pilot di Amerika Serikat (AS) misalnya. Mereka percaya UFO benar-benar ada karena pernah menyaksikan sendiri fenomena aneh di angkasa. Pada 13 November lalu, para mantan pilot ini mendesak pemerintah AS membuka kembali penyelidikan mengenai UFO.

Dan di Indonesia, kelompok yang percaya UFO lumayan banyak. Kasus UFO pun tidak hanya terjadi di luar negeri seperti yang selama ini diberitakan. Tapi di republik ini, ternyata ada juga orang-orang yang pernah bertemu UFO.

Contohnya Bambang Irawan, seorang penyembuh alternatif yang berpraktik di daerah Menteng Raya, Jakarta Pusat. Pria kelahiran Kebumen, 9 Februari 1952 ini, mengaku telah melihat benda aneh itu.

Bahkan Bambang sempat menaiki UFO dan melihat planet tempat makluk luar angkasa itu berasal.

Peristiwa yang dialami Bambang terjadi tahun 1982 di sebuah lokasi di Jawa Barat. "Sebetulnya aku ini orang teknik yang kurang meyakini hal-hal yang berbau gaib, malah bisnisku di bidang elektronika dan komunikasi menyebabkan cara berpikirku selalu berdasarkan logika, fisika dan teknik," jelas Bambang saat berbincang-bincang dengan detikcom, pekan lalu.

Tapi lama-lama ia berpikir untuk menyatukan antara hal gaib dan yang nyata tersebut. Untuk mewujudkannya, Bambang dan Retno Dewi, istrinya, melakukan meditasi di sebuah gua yang tempatnya masih ia rahasiakan. Di gua itu, ia dan istri hanya berbekal sebuah senter berbaterai empat.

Setelah beberapa jam melakukan meditasi, tiba-tiba ada sinar terang menyorot dari atas menyinari Bambang dan istri. Seketika itu juga sinar tersebut seakan menderek dan menarik mereka ke atas. "Tubuh kami bergoyang-goyang. Kepala terasa pusing saat itu," ujar Bambang.

Ketika kadaannya terasa nyaman, keduanya kemudian membuka mata. Terkejutlah Bambang begitu mendapati dirinya dan istri sudah berpindah di dalam ruangan besar. Di sana terlihat panel kontrol berwarna warni berkelap-kelip, dikontrol oleh dua robot kecil yang melayang. Selain Bambang dan Retno, juga tampak beberapa orang yang sedang duduk mengelilingi sebuah bola kaca besar yang menyala terang.

Di bola kaca itu terlihat gambaran pesawat melayang naik meninggalkan permukaan bumi menuju luar angkasa. Bambang dan istri kembali terkejut ketika melihat dari kaca pesawat sebuah planet berwarna kuning kehijauan. " Entah bagaimana, muncul penjelasan langsung kekepala kami, dan kemudian kami mengerti bahwa planet ini bernama planet Tera," ungkap Bambang.

Planet Tera tersebut, seperti yang disaksikan Bambang, sudah mengalami peradaban yang tinggi. Sejumlah gedung-gedung pencakar langitnya menjulang. Bangunan yang kesemuanya bermaterial seperti kaca tembus pandang. Semua bangunannya tertata apik dan bisa menyerap energi matahari sebanyak-banyaknya. Di sana terlihat juga laut yang berwarna merah keemasan, tidak berwarna biru seperti dibumi.

Sejumlah kendaraan pun terlihat terbang bersliweran, beterbangan dari satu tempat ketempat lainnya. Kadangkala malah masuk kedalam gedung-gedung kaca. Penduduknya terlihat sama seperti manusia di bumi. Hanya saja kurang terlihat secara jelas lantaran Bambang melihatnya dari dalam pesawat yang jaraknya lumayan jauh.

Di dalam pesawat, Bambang juga sempat mengamati mesin penggeraknya. Menurutnya, mesin pesawat itu ditahan oleh medan magnit buatan dan melayang di pesawat bagian bawah. Teknologi semacam itu, bagi Bambang, sangat sulit dicerna nalarnya. Sebab sepengetahuannya, teknologi di bumi saat ini yang masih menggunakan daya dorong udara untuk bergerak di dalam atmosfir, dan daya dorong roket untuk bergerak di dalam dan di luar atmosfir.

Bambang juga merasa heran pesawat yang ditumpanginya itu tidak terpengaruh oleh gravitasi. Sebab selama penerbangan yang ia rasakan tetap mendapatkan gravitasi yang konstan tidak berubah-ubah. Padahal pesawat sering menukik tajam atau berubah haluan dengan cepatnya.

Pengalaman-pengamalan unik yang dialaminya hingga kini masih terekam jelas dalam ingatan Bambang dan istrinya. Bahkan ia merasakan ada sesuatu yang lain setelah bertualang bersama makluk asing tersebut. Sepulangnya dari sana ia menjadi kebal dengan sengatan listrik. Otaknyanya pun serasa semakin encer. Bahkan ia sempat membuat alat untuk mendeteksi kehadiran UFO.

Karena pengalamannya itu, ia kemudian diajak gabung oleh tim dari Lembaga penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), beberapa tahun kemudian. Tim yang beranggotakan belasan orang tersebut kebetulan sedang meneliti soal keberadaan Alien, makluk luar angkasa yang disebut-sebut sering berkunjung ke bumi.

Selama bergabung dengan Lapan, Bambang mengaku banyak menemukan jejak kehadiran UFO di Indonesia. Yang paling banyak di pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat. "Pengalaman-pengalaman yang saya dapati memang sulit diutarakan dengan kata-kata. karena semuanya di luar batas pikiran kita," jelas Bambang yang sekarang mengelola Yayasan NurSyifa.

Jadi boleh percaya atau tidak dengan keberadaan UFO ataupun alien. Tapi bagi Bambang, pria yang telah berhaji beberapa kali ini, tetap dengan keyakinannya kalau UFO itu benar-benar ada dan bisa diteliti secara ilmiah. Hanya saja untuk menemukannya butuh keberuntungan.

detik.com

0 komentar: