Pakar penerbangan Dudy Sudibyo mengatakan, mantan Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) J Salatun pernah melihat unidentified flying object (UFO).
“Beliau (J Salatun) mempelajari mengenai UFO sangat gencar sekali. Penelitian yang dilakukanya pun berkesimpulan. Contohnya dia pernah membuat buku mengenai UFO,” ujar Dudy saat dihubungi INILAH.COM, Jumat (28/1/2011).
Dudy mengatakan, penelitian J Salatun telah dikaji ulang kembali dan dibuktikan. J Salatun juga mewawancari orang-orang yang pernah melihat UFO.
“Beliau juga menjadi saksi mata penampakan UFO dan dicatat. Bagi saya hal tersebut merupakan penelitian yang ilmiah,” ujarnya.
Marsekal (Purn) Salatun terkenal sebagai perintis bidang angkasa luar di Indonesia dan telah memprakarsai pembentukan LAPAN (1963), serta pengembangan roket “Kartika I” (1964), yang merupakan sounding rocketbuatan nasional yang ke 2 di seluruh Asia Afrika sesudah Jepang.
Sudah 18 tahun, belum ada roket lain yang dapat menandinginya dalam hal berat, konstruksi badan serta sistem telemetrinya yang semuanya dibuat di dalam negeri.
Saat menjabat Kepala LAPAN, Marsekal Salatun juga memprakarsai masuknya Indonesia menjadi anggota UN-COPUOS (U.N. Committee on the Peaceful Uses of Outer Space-Komite, Penggunaan Damai Angkasa Luar PBB) dan IAF (International Astronautical Federation - Federasi Astronautika Internasional).
Pada 1976, Salatun menerima kunjungan Dr J Allen Hynek di Indonesia dan setelah pertemuan itu diadakan konferensi pers yang diliputi oleh TVRI pada tanggal 16 dan 20 Desember 1976. Salatun juga mendirikan SUFOI (Studi UFO Indonesia) yang banyak melakukan pendataan dan penelitian mengenai fenomena UFO di Indonesia.
Dalam bukunya yang berjudul “UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini” (1982), Salatun mengemukakan pengalamannya melihat, bahkan memotret UFO. Berikut penuturannya dalam buku tersebut:
“Pada pagi hari tanggal 28 Maret 1982 saya sedang berada di halaman belakang untuk menerangkan kepada anak laki-laki yang tertua tentang penyaksian UFO tahun yang lalu. Ia tidak ikut menyaksikan karena pada waktu itu masih berada di Amerika Serikat untuk meraih gelar Master dalam enginering satelit.
Selagi saya sedang menuding ke arah bagian langit tempat munculnya UFO tahun yang lalu, tiba-tiba muncullah sebuah benda tak dikenal di tengah-tengah awan Cirrus. Ukurannya kecil sekali, berbentuk bulat dan berwarna putih, namun ia tampak jelas pada latar belakang awan Cirrus yang tipis.
Mula-mula benda itu diam di tengah-tengah awan, kemudian ia bergerak ke arah barat sambil meninggalkan awan tadi untuk akhirnya menghilang pada elevasi 45 derajat.
Pada waktu sudah meninggalkan awan, benda itu tidak berubah warnanya, yang dapat berarti bahwa ia berada di bawah awan Cirrus. Cara menghilangnya dari penglihatan ialah secara berangsur-angsur ia menjadi semakin kecil, seperti sesuatu benda yang membumbung semakin tinggi.
Benda itu tampak selama kurang lebih 10 menit. Arah dan kecepatan angin di permukaan bumi, pada ketinggian 15.000 kaki, 30.000 kaki dan 45.000 kaki adalah berturut-turut 240 dan 6 kts, 250 dan 10 kts, 220 dan 15 kts serta 280 dan 20 sampai 25 kts.”
sumber:inilah.com
0 komentar:
Posting Komentar